eberapa hari setelah mendapat amanah sebagai wakil rektor bidang akademik dan pengembangan lembaga UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, saya melakukan identifikasi dan menuliskan tugas wakil rektor 1 bidang akademik dan pengembangan lembaga (terlampir). Hasil dari penulisan tersebut berupa daftar tugas WR 1 yang kemudian dijadikan program kegiatan pengembangan akademik dan kelembagaan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta tahun 2015-2019 (terlampir).
Untuk memudahkan cara melaksanakan dan untuk mengetahui tingkat ketercapaiannya, maka program kerja tersebutsaya kelompokkan ke dalam tiga klaster, yaitu pertamaprogram kerja yang bersifat mendesak (emergency) seperti administrasi akademik (PD DIKTI) dan penerimaan mahasiswa baru (PMB) dimana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta pertama kali dipercaya sebagai ketua panitia lokal (Panlok) SNM PTN dan SBM PTN oleh Kemenristekdikti; kedua program kerja jangka menengah yaitu pergeseran arah pengembangan akademik UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dari teaching university menuju ke research university; dan ketigaadalah program kerja jangka panjang, yaitu menjadikan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta sebagai world class research and entrepreneur university.
Upaya civitas akademika UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta memberikan kontribusi pada perbaikan peradaban Indonesia dalam rangka memperbaiki peradaban dunia memperoleh momentum tepat pada pengembangan kelembagaan dari Institut ke Universitas. Pengembangan kelembagaan dilakukan dengan sangat serius dan kerja cerdas sehingga dapat menghasilkan sukses besar. Kunci sukses pengembangan kelembagaan tersebut karena pemikiran integrasi-interkoneksi agama dan sain yang diinisiasi oleh bapak Prof. Dr. HM. Amin Abdullah. Visi integrasi-interkoneksi inilah yang kemudian menjadi indikasi distingsi pembeda UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dengan UIN lain, dengan UGM, UI, ITB, IPB,dan Unair; bahkan menjadi pembeda UIN Sunan Kaljaga Yogyakarta dari seluruh Perguruan Tinggi (PT) di Indonesia.
Keberhasilan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta meletakkan fondasi pengembangan akademik dankelembagaan dengan pemikiran integrasi-interkoneksi agama dan sain yang dibuktikan dengan membuka fakultas Saintek, Fishum dan kemudian Febi, perlu dilanjutkan. Periode kepemimpinan UIN tahun 2015-2019 berusaha melanjutkan upaya tersebut dengan melakukan pergeseran arah pengembangan akademik dan kelembagaan UIN Sunan Kalijaga Yogyarta dari teaching university menujuresearch university.
Sebagaimana dimaklumi bahwa kegiatan atau aktivitas pada teaching university didominasi oleh kegiatan yang bersifat teaching and learning. Sedangkan kegiatan pada research university didominasi oleh kegiatan yang bersifat penelitian (baca buku Towards the Third Generation University: Managing the University in Transition karya J.G. Wissema, dimana ITB menjadi salah satu contoh Perguruan TinggiResearch di Indonesia pada buku ini).
Terdapat berbagai faktor yang menjadi penentu efektivitas kegiatan research di perguruan tinggi (PT). Diantara faktor penentu tersebut adalah ketersediaan laboratorium, perpustakaan, pendanaan dan program (S2 dan S3). Untuk memenuhi tuntutan tersebut perlu dilakukan rivitalisasi fungsi laboratoriun (laboratorium terpadu, laboratorium agama, dan laboratorium pendidikan profesi guru), serta perpustakaan.
Upaya tersebut tentu belum memadai, maka perlu dirintis pembangunan laboratorium integrasi-interkoneksi agama dan sain di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Laboratorium ini nanti, jika suatu ketika bisa terwujud, akan memiliki berbagai fungsi. Diantaranya adalah sebagai media UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta memberikan kontribusi pada perbaikan peradaban Indonesia dan bahkan pada dunia (baca buku Ayatullah al-Mubshirah (Mengungkap Rahasia Ayat-ayat Kauniyah) karya Dr. Taufiq Ulwan.
Oleh:
Prof. Dr. Sutrisno, M.Ag
(Wakil Rektor I UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta)